Di Indonesia, tanaman padi diusahakan dalam skala yang luas, hampir merata di berbagai pulau di Indonesia. Itulah mengapa sebaran hama dan penyakit pada tanaman padi bisa menjadi wabah karena dapat menyerang pada skala yang luas juga.
Oleh karena itu sangat penting bagi kita untuk mengenal gejala dan organisme pengganggunya yang menyebabkan kerusakan pada tanaman padi, dan mengetahui cara penangannya. berikut berberapa gejala dan organisme pengganggu dan cara pengendaliannya:
Hama putih (Nymphula depunctalis).
- Gejala : menyerang daun bibit, kerusakan berupa titik-titik yang memanjang sejajar tulang daun, ulat menggulung daun padi.
- Pengendalian: (1) pengaturan air yang baik, penggunaan bibit sehat, melepaskan musuh alami, menggugurkan tabung daun; (2) menggunakan Beauveria bassiana atau Pestisida organik cair.
- Gejala: daun menggulung dan berwarna kuning sampai kemerahan, pertumbuhan bibit terhambat, pada tanaman dewasa gabah tidak berisi.
- Pengendalian: Beauveria bassiana atau Pestisida organik cair.
Wereng penyerang batang padi: wereng padi coklat (Nilaparvata lugens), wereng padi berpunggung putih (Sogatella furcifera) dan Wereng penyerang daun padi: wereng padi hijau (Nephotettix apicalis dan N. impicticep).
- Gejala: Merusak dengan cara mengisap cairan batang padi dan dapat menularkan virus. tanaman padi menjadi kuning dan mengering, sekelompok tanaman seperti terbakar, tanaman yang tidak mengering menjadi kerdil.
- Pengendalian: (1) bertanam padi serempak, menggunakan varitas tahan wereng seperti IR 36, IR 48, IR- 64, Cimanuk, Progo dsb, membersihkan lingkungan, melepas musuh alami seperti laba-laba, kepinding dan kumbang lebah; (2) Penyemprotan Beauveria bassiana.
Walang sangit (Leptocoriza acuta).
- Gejala: Menyerang buah padi yang masak susu, buah hampa atau berkualitas rendah seperti berkerut, berwarna coklat dan tidak enak; pada daun terdapat bercak bekas isapan dan bulir padi berbintik-bintik hitam.
- Pengendalian: (1) bertanam serempak, peningkatankebersihan, mengumpulkan dan memusnahkan telur, melepas musuh alami seperti jangkrik, laba-laba; (2) penyemprotan Beauveria bassiana atau Pestisida Organik Cair.
- Gejala: Menyerang batang dan buah padi. pada batang tanaman terdapat bekas tusukan, buah padi yang diserang memiliki noda bekas isapan dan pertumbuhan tanaman terganggu.
- Pengendalian: mengumpulkan dan memusnahkan telur-telurnya, penyemprotan Beauveria bassiana atau Pestisida organik cair.
Penggerek batang padi terdiri atas: penggerek batang padi putih (Tryporhyza innotata), kuning (T. incertulas), bergaris (Chilo supressalis) dan merah jambu (Sesamia inferens).
- Gejala: Menyerang batang dan pelepah daun, pucuk tanaman layu, kering berwarna kemerahan dan mudah dicabut, daun mengering dan seluruh batang kering. Kerusakan pada tanaman muda disebut hama “sundep” dan pada tanaman bunting (pengisian biji) disebut “beluk”.
- Pengendalian: (1) menggunakan varitas tahan, meningkatkan kebersihan lingkungan, menggenangi sawah selama 15 hari setelah panen agar kepompong mati, membakar jerami; (2) menggunakan Beauveria bassiana atau Pestisida organik cair.
Hama tikus (Rattus argentiventer).
- Gejala: Menyerang batang muda (1-2 bulan) dan buah, adanya tanaman padi yang roboh pada petak sawah dan pada serangan hebat ditengah petak tidak ada tanaman.
- Pengendalian: pergiliran tanaman, tanam serempak, sanitasi, gropyokan, melepas musuh alami seperti ular dan burung hantu, penggunaan Aromatic.
Burung.
- gejala: Menyerang menjelang panen, tangkai buah patah, biji berserakan.
- Pengendalian: mengusir dengan bunyi-bunyian atau orang-orangan.
Penyakit Bercak daun coklat. Penyebab: jamur Helmintosporium oryzae.
- Gejala: menyerang pelepah, malai, buah yang baru tumbuh dan bibit yang baru berkecambah. Biji berbercak-bercak coklat tetapi tetap berisi, padi dewasa busuk kering, biji kecambah busuk dan kecambah mati.
- Pengendalian: (1) merendam benih di air hangat + POC Khusus, pemupukan berimbang, tanam padi tahan penyakit ini.
Penyakit Blast. Penyebab: jamur Pyricularia oryzae.
- Gejala: menyerang daun, buku pada malai dan ujung tangkai malai. Daun, gelang buku, tangkai malai dan cabang di dekat pangkal malai membusuk. Pemasakan makanan terhambat dan butiran padi menjadi hampa.
- Pengendalian: (1) membakar sisa jerami, menggenangi sawah, menanam varitas unggul Sentani, Cimandiri IR-48, IR-36, pemberian pupuk N di saat pertengahan fase vegetatif dan fase pembentukan bulir; (2) pemberian Gliocladium virens dan Corynebacterium di awal tanam.
- Gejala: menyerang daun dan pelepah daun pada tanaman yang telah membentuk anakan. Menyebabkan jumlah dan mutu gabah menurun.
- Pengendalian: (1) menanam padi tahan penyakit (2) pemberian Gliocladium virens pada saat pembentukan anakan.
Penyakit kresek/hawar daun. Penyebab: bakteri Xanthomonas campestris pv oryzae)
- Gejala: menyerang daun dan titik tumbuh. Terdapat garis-garis di antara tulang daun, garis melepuh dan berisi cairan kehitam-hitaman, daun mengering dan mati.
- Pengendalian: (1) menanam varitas tahan penyakit seperti IR 36, IR 46, Cisadane, Cipunegara, menghindari luka mekanis, sanitasi lingkungan; (2) pengendalian diawal dengan Gliocladium virens.
Penyakit kerdil. Penyebab: virus ditularkan oleh wereng coklat Nilaparvata lugens.
- Gejala: menyerang semua bagian tanaman, daun menjadi pendek, sempit, berwarna hijau kekuning-kuningan, batang pendek, buku-buku pendek, anakan banyak tetapi kecil.
- Pengendalian: sulit dilakukan, usaha pencegahan dengan memusnahkan tanaman yang terserang ada mengendalikan vector dengan Beauveria bassiana atau Pestisida organik cair.
Penyakit tungro. Penyebab: virus yang ditularkan oleh wereng hijau Nephotettix impicticeps.
- Gejala: menyerang semua bagian tanaman, pertumbuhan tanaman kurang sempurna, daun kuning hingga kecoklatan, jumlah tunas berkurang, pembungaan tertunda, malai kecil dan tidak berisi.
- Pengendalian: menanam padi tahan wereng seperti Kelara, IR 52, IR 36, IR 48, IR 54, IR 46, IR 42 dan mengendalikan vektor virus dengan Beauveria bassiana.
0 Response to "HAMA TANAMAN PADI"
Posting Komentar